Jumat, 13 Maret 2009

haai....

lama ga ngeblog, sejak awal tahun blog ini bermasalah pada tampilannya, ga bisa di apa2in dan ga tau gimana pemecahannya, sempat kepikiran untuk bikin blog lagi...
pagi ini iseng aja coba buka blog, eh, alhamdulillah bisa, walau ga tau sampai kapan, semoga ga ada masalah lagi untuk seterusnya.

so...sementara ini mo say hello aja dulu.

:D


Rabu, 07 Januari 2009

Harits, bangun subuh ya....


ada yang berubah sejak senin kemarin, kehidupan dimulai lebih pagi...hehehe.. Hal ini terkait kebijakan Pemda DKI mengenai jam sekolah. Ya, jam sekolah untuk daerah DKI dimajukan menjadi jam setengah tujuh untuk mengatasi masalah kemacetan.

Dan seperti biasa, banyak pro-kontra masalah kebijakan ini. Ada yang setuju, ada yang menyebut pemda mengorbankan anak sekolah, ada yang kesal, dst...dst...
kami? seperti biasa, daripada ngomel-ngomel ga jelas, mending langsung action. Begitu dapat pengumuman dari sekolah bahwa jam sekolah mengikuti peraturan Pemda, kita langsung sosialisasi ke anak-anak.
Bahwa jam masuk sekolah dimajuin, konsekwensinya anak-anak harus bangun lebih pagi, supaya bisa bangun lebih pagi? anak-anak harus tidur lebih awal.

Bagaimana, anak-anak sepakat? protes? so pasti donk, namanya juga anak-anak...
"ga boleh main mobilan lagi donk, Yah" kata si abang.
si dedek ikutan "iya yah, ga boleh nonton lagi donk...".
Ah, ga asik, Yah. Maen gim nya kapan donk..
...dst...dst...
hehehe....wah asik juga mendengar komplen anak-anak ;-D
"Bukannya ga boleh, kita cuma mengatur waktunya aja, supaya anak-anak gampang bangun pagi dan tidak ngantuk di kelas. Main mobilan kan bisa siang, nonton juga bisa sore, main game? lha, sesuai kesepakatan kita kalo maen game kan cuma hari sabtu dan minggu...kalo anak-anak tetap tidur jam dua belas pasti susah banguh subuh, trus di sekolah jadi ngantuk, trus ga ngerti apa yang diajarin guru, trus....., trus.....
"gimana? kita sepakat ya....mulai sekarang tidur jam sembilan, ga ada lagi yang tidur jam dua belas...oke?"
"sepakat..sepakat..."kata si abang
"hmmm...iya..sepakat", kata dedek (keliatannya dengan berat hati nih ;-D )

Memang asik musyawarah dengan anak-anak, sepanjang bisa diberi alasan yang masuk akal dan gampang dipahami mereka lebih cepat setuju, ga ngeyel.
Hal ini disosialisasikan terus sampai hari "H".

Hasilnya? so far so good... ;-)

senin, jam stengah enam si abang dibangunin, agak susah dan buru-buru, akhirnya telat sampai sekolah, setengah tujuh lewat sepuluh.

selasa, abis dari mesjid mo nyari berita tv, eh tiba-tiba si abang nongol...."wah, anak ayah udah bangun....hebat nih, udah cuci muka?"
"abang mau shalat subuh dulu, ayah ajarin ya..."
"oke..sip, ayo kita ambil wudhuk"...dalam hati, wah alhamdulillah....

rabu, begitu bangun..eh..si abang juga udah bangun. "Yah, udah subuh" katanya.
"Iya nih, ayo ke mesjid ama ayah...waah..anak ayah hebat nih...bangun subuh..."

Hmmm...ada hikmahnya juga Perda ini ;-)
ah..mudah-mudahan bisa berlanjut untuk seterusnya sehingga Harits terbiasa shalat subuh di mesjid.

Omong-omong masalah pemecahan masalah kemacetan, ada "kesan" pemerintah tidak dan/atau tidak bisa menganalisa dan menyelesaikan masalah secara tuntas sampai ke akar-akarnya (hehehe...kayak yang pinter aja ya...ga apalah, mumpung masih ada kebebasan berpendapat...). Pemerintah membuat program dan melaksanakannya setengah setengah. Untuk masalah kemacetan yang pasti pemerintah harus bisa menyediakan alat transportasi yang nyaman, pemerintah sudah melaksanakannya namun tidak tuntas, misalnya program busway. Secara teoritis program ini bagus dan efektif mengatasi kemacetan, telah terbukti di beberapa negara. Namun proyek busway ini hanya dilaksanakan di DKI padahal sebagian besar pengguna jalan berasal dari daerah sekitar DKI. Sehingga untuk mencapai halte busway terdekat (di DKI), orang harus menempuh "jalan biasa" yang jaraknya cukup jauh, jadi tetap aja butuh kendaraan (pribadi) dan jadi nanggung untuk melanjutkan dengan busway (itupun kalo disediakan lahan parkir dekat halte busway tersebut). Akibatnya busway tidak efektif "memindahkan" orang dari kendaraan pribadi ke busway. Kebanyakan adalah perpindahan penumpang bus ke busway. Tetap macet donk...

Coba kalo pemda DKI berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemda Jabar dan Banten kemudian membuat jalur busway yang terintegrasi di DKI dengan daerah sekitarnya. Jadi orang akan naik busway dari bekasi ke DKI atau dari Depok ke DKI.
Udah ada sih pemikiran tersebut, seperti proyek megapolitannya Sutiyoso, namun ternyata sangat susah untuk mengumpulkan kepala daerah - kepala daerah se Jabodetabek. Sepertinya masing-masing mempunyai ego sendiri. so...akhirnya masing-masing daerah membuat kebijakan sendiri-sendiri yang jelas tidak akan bisa memecahkan masalah secara keseluruhan.
hmmm....capek juga nih.

tapi sekali lagi, minimal kami mendapat hikmah yang besar dibalik perda ini, Harits terbiasa shalat subuh di mesjid, semoga..... ;-)