Selasa, 14 Oktober 2008

belajar dari Amerika

Satu per satu perusahaan besar Amerika bangkrut. Amerika Serikat, sebuah negara super power, dilanda krisis keuangan yang menjalar menjadi krisis keuangan global. Presiden George.W.Bush segera mengundang Partai Republik dan Partai Demokrat untuk membahas masalah yang sedang dihadapi. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Capres dari kedua partai, Barrack Obama dan John Mc Chain.
Mereka duduk bersama membahas masalah yang sedang dihadapi bangsanya. Melupakan sementara persaingan memperebutkan posisi Presiden. Peristiwa yang sangat kita dambakan terjadi di Republik ini, tokoh partai duduk bersama untuk membahas masalah bangsa. Terlepas dari apapun penilaian kita terhadap negeri ”uncle Sam” ini, kita angkat topi atas sikap negarawan mereka. Kepentingan bangsanya diletakkan diatas kepentingan pribadi maupun kelompok / partai.

Dalam sebuah diskusi Soegeng Sarjadi Forum di QTV, Bapak Siswono Yudohusodo mengatakan bahwa Indonesia harus berhenti menjadi ”negara partai”, semua posisi jabatan penting harus ditetapkan melalui persetujuan orang-orang partai (DPR) yang selalu diwarnai kepentingan pribadi dan partai, sehingga mengabaikan kepentingan bangsa.

Sebuah pelajaran berharga dari Amerika bahwa setiap keputusan dan pembahasan yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif dan yudikatif haruslah dalam kerangka kepentingan dan keberpihakan pada rakyat, begitulah hakekat demokrasi.

ARAngkayomulia

Tidak ada komentar: