Selasa, 18 November 2008

Alam Minangkabau (05)

Di download dari : www.cimbuak.net
Disadur oleh: Dewis Natra
Sumber : Buku Curaian Adat Minangkabau
Penerbit : Kristal Multimedia Bukittinggi
Written by Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo
Friday, 06 August 2004

VII. Nagari Limo Kaum

Kata ahli adat, pada suatu ketika niniak Parapatiah nan Sabatang bersama lima pasang suami istri berlayar keluar dari nagari Pariangan Padang Panjang menuju tanah lapang yang ditumbuhi rimba berkampung kampung. Di situ kelima pasang tadi mencencang melateh membuat ladang dan dusun tua. Disitu niniak Parapatiah Nan Sabatang membuat rumah dibawah kayu bodi nago taram, kemudian dibuatnya pula sebuah balai di dusun tua itu yang berparit dan berpagar batu.
Sebab itu balai tadi dinamakan balai batu, lalu dibuat pula sebuah kubu dibaruh dusun tua tadi, yang dinamai kubu raja.

Lama kelamaan berkembang pula orang yang lima pasang tadi. Karena orang sudah ramai dibuat pula lima buah kampung seedaran dusun tadi, yang bernama kampung Balai Batu, Kampung Kubu Rajo, Kampung Belah Labuh, Kampung Dusun Tua(Kota Gadis) dan Kampung Kampai (Piliang). Kelima kampung ini akhirnya dinamakan Kampung Lima Kaum.

Kemudian menyusul pula dua belas pasang suami istri dari Pariangan Padang Panjang yang dipimpin oleh seorang Penghulu yang bergelar Datuak Tan Tejo Maharaja Nan Gadang. Penghulung badanya besar dan panjang kira kira sepuluh hasta panjangnya.
Sampai sekarang masih ada kubur beliau di kampung Pariangan, yang dikenal juga dengan kubur Datuak Tan Tejo Gurahana.
Mereka sampai di nagari yang bernama Jambu sekarang ini dan tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke nagari Limo Kaum karena tidak ada jalan kesana. Lalu berkata Datuak Tan Tejo kepada orang yang dibawanya itu, katanya : "Kaniaklah (Kemarilah) kita berbalik" lalu surutlah mereka kembali sampai kesebuah dusun yang mereka beri nama Keniak.

Rupanya yang dimaksud dengan "ka niak" oleh datuak Tan Tejo tadi adalah kampung tabek sekarang ini. Disitu mereka berladang dan membuat taratak. Datuak Tan Tejo membuat sebuat tebat besar, lalu dibuat orang pula setumpak sawah dekat tebatnya itu dan di mudik sawah itu dibuat pula sebuah taratak, lama kelamaan taratak menjadi dusun dan dusun menjadi kampung pula, yang bernama kampung sawah tanah. Akhirnya kedua belas pasang itu terbagi dua. Sebagian tinggal bersama beliau dikampung Tebat dan sebagian lagi menetao dikampung Sawah Tangah.

Lama kelamaan berkembang pula orang dikampung Tabek dan kampungSawah Tangah itu. Datuak Tan Tejo mendirikan sebuah balai dikampung Tabek yang tonggaknya dari teras jilatang dan parannya dari akar lundang, sedang tabudnya dibuat dari batang pulut pulut, yang digetang dengan jangat tuma dan gendangnya dari padang seliguri.
Itulah keganjilan yang dibuat oleh Datuak Tan Tejo Maharaja Nan Gadang. Sampai kini tonggak jilatang dan gendang saliguri masih ada dikampung Tabek dan kampung Sawah Tangah. Selanjutnya karena telah berkembang kampung Tabek dan kampung Sawah Tangah dijadikan orang menjadi sebuah nagari yang bernama Nagari Tabek Sawah Tangah.

Oleh karena Nagari Tabek Sawah Tangah itu menjadi ramai dan sesak pula, mamak pecahan orang orang yang dua belas tadi pergi berladang merambah rimba kecil di kepala dusun tua tempat niniak Parapatiah Nan Sabatang tadi, tempat itu dinamai orang Parambahan.
Dari parambahan itu dibuat sebuah labuh arah ke kubu raja, tetapi mereka tidak berhasil karena karena terlalu susah, jalan mendaki dan menurun serta berbelok belok. Dan labuh itu diberi nama Taratak labuh.

Karena telah menjadi ramai pulang orang di taratak labuh, Parambahan dan Tabek Sawah Tangah merekapun semakin berkembang dantelah menbuat 12 koto disekitar nagari limo kaum. Kedua belas koto itu menurut penitahan niniak Parapatiah Nan Sabatang, yaitu :
1. Labuah
2. Parambahan
3. Silebuk
4. Ampalu
5. cubadak
6. Sianyang
7. Rambatan
8. Padang Magek
9. Ngungun
10. Panti
11. Pabaluran
12. Sawah jauah

Lama kelamaan koto nan duobaleh ini ramai pula. Oleh niniak Parapatiah nan Sabatang ke dua belas koto ini sampai ke Tabek Tangah sawah dijadikan satu dengan orang yang berada di Limo Kaum dengan nama Limo Kaum dua Belas Koto. Kemudian dipecah lagi menjadi Limo Kaum Dua Belas Koto dan Sembilam Koto Didalam.

Adapun koto yang sembilan itu ialah dua-dua satu bilang : Tabek Bata dan Sela Goanda; Beringin dan Koto baranjak; Lantai Batu dan Bukit Gombak; Sungai Tanjung dan Barulak serta Raja Dani.
Oleh Niniak Parapatiah Nan Sabatang masyarakat nagari Lima Kaum yang Dua Belas Koto itu sampai ke Tabek Sawah Tangah diberi pula satu pucuk pimpinan yaitu Penghulu dengan gelar Datuak Bendahara Kuning, berkedudukan di kubu raja Lima Kaum.
Setelah teratur nagari Limo Kaum Dua Belas Koto itu, maka senanglah Hati Niniak Parapatiah nan Sabatang dan beliau kembali ke Pariangan Padang Panjang.

Kamis, 06 November 2008

sekali lagi, belajar dari Amerika

Pemilu presiden AS telah selesai, rakyat AS telah menjatuhkan pilihan pada Barack Hussein Obama sebagai presiden yang akan didampingi politisi berpengalaman, Joe Biden. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari pemilu AS ini. Salah satunya adalah sikap ksatria dalam menerima kemenangan ataupun kekalahan.

Begitu dipastikan memenangkan kursi kepresidenan, Obama berpidato di depan pemilihnya, salah satu isi pidatonya adalah menyatakan rasa hormat dan simpatinya kepada capres dari Partai Republik, John McCain, dan wakilnya, Sarah Palin. Obama menyatakan dirinya tidak sabar untuk bekerja sama dengan McCain dan Palin untuk kemajuan AS.
Sementara John McCain, begitu dipastikan kalah dalam pemilu presiden tersebut juga berpidato di depan pemilihnya dan mengucapkan selamat atas kemenangan Obama.

Tidak ada kerusuhan, tidak ada pernyataan tidak percaya pada hasil perhitungan, tidak ada gugatan terhadap hasil pemilu dan tidak ada hal lain yang akan mencederai proses demokrasi.

Bagaimana dengan Indonesia tercinta? Belajar dari pilkada yang telah dilaksanakan, ternyata kita masih harus belajar buanyaak... Belajar bagaimana menjadi pemimpin yang ksatria, bagaimana menjadi negarawan dan bagaimana menjadi rakyat yang ksatria. Sekali lagi, apapun pandangan dan penilaian kita terhadap AS, kita harus belajar bagaiman mereka melaksanakan proses demokrasinya.....

Rabu, 29 Oktober 2008

rahasia-rahasia kecil untuk kopi lebih nikmat

pengen merasakan nikmatnya secangkir kopi? berikut tips untuk menyajikan kopi yang lebih nikmat. Ditulis oleh Diyah Triarsari dalam majalah seri gaya hidup sehat, “a passion of coffee” ..........
jangan biarkan kopi tubruk lebih dari 20 menit
flavor kopi yang nikmat akan lenyap begitu saja bila didiamkan lebih dari 20 menit. Ingin lebih nikmat lagi? Beli biji kopi yang sudah dipanggang. Grind atau giling ketika akan diminum.
Anda bisa minta para barista di kedai kopi untuk menggilingnya. Namun, jangan biarkan kopi giling itu lebih dari 7 hari. Rasanya pasti sudah berkurang dan sudah tidak nikmat lagi.

jodoh ideal minum kopi
sesuaikan maknan kecil dengan jenis kopi yang anda minum. Kopi Amerika Latin, pilih kudapan berupa cake cokelat karena kopi Latin beraroma cokelat. Kopi Indonesia paling cocok dipadukan dengan kacang tanah atau singkong goreng.
Memang kopi Indonesia berjodoh dengan makanan yang bahannya ditumbuhkan di dalam tanah, sehingga beraroma tanah sangat kuat. Pasalnya, kopi Indonesia beraroma tanah habis disiram hujan. Pilih buah-buahan atau cake rasa buah-buahan untuk kopi dari Afrika yang beraroma bunga dan buah.

penikmat kopi sejati tidak merokok
kopi adalah komoditi yang sangat sensitif. Aroma kuat disekitarnya akan mempengaruhi aroma dan rasanya. Contohnya disekitar biji kopi ada durian yang baunya sangat menyengat, aroma dan rasa kopi itu akan sangat kental seperti durian.
Bau asap rokok pasti akan merusak aroma dan rasa kopi. Kesegaran biji kopi juga akan berkurang gara-gara bau rokok. Karena itu, seharusnya kopi dinikmati tanpa rokok.

disimpan seperti obat
lemari es bukanlah tempat ideal untuk menyimpan kopi. Sebab, biji kopi akan menyerap rasa dan aroma bahan makanan lain yang ada di lemari es. Tempat ideal untuk menyimpan biji kopi agar terjaga kenikmatannya adalah tempat yang bersih, kering, tertutup rapat, sejuk dan gelap.

dua sendok makan untuk 200 ml air
kualitas secangkir kopi juga ditentukan oleh air. Air yang bau dan berasa kaporit jelas akan merusak knikmatan kopi. Gunakan air bersih dan dingin sebelum dimasukkan ketel untuk menyeduh kopi.
Masukkan ke dalam cangkir dua sendok makan kopi bubuk untuk setiap 200 ml air mendidih. Aduk campuran air dan bubuk kopi sebelum disajikan agar minyak yang terdapat didalam kopi tercampur. Hasilnya, dijamin nikmat.

lebih baik dimasukkan ke termos
kelebihan kopi panas sebaiknya jangan terus-menerus dihangatkan dalam mesin pembuat kopi. Segera masukkan ke dalam termos. Membiarkan kopi dihangatkan terus-menerus sama seperti memanggang daging ayam di atas api terus-menerus. Daging jadi terlalu lunak dan tak enak.

disadur dari:
seri gaya hidup sehat
“a passion of coffee”
Hal 47-49
Penulis: Diyah Triarsari

Selasa, 28 Oktober 2008

VC

28 oktober 1999 selamat ulang tahun VC 28 oktober 2008
"when love and hate collide"

Jumat, 17 Oktober 2008

Alam Minangkabau (04)

Di download dari : www.cimbuak.net
Disadur oleh: Dewis Natra
Sumber : Buku Curaian Adat Minangkabau
Penerbit : Kristal Multimedia Bukittinggi
Written by Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo
Friday, 06 August 2004

VI. Datuak Katumanggungan, Datuak Perpatih nan Sabatang, dan Datuak Sri Maharaja Nan Banaga Naga.

Menurut bunyi Tambo Alam Minangkabau dan curaian orang tua tua, setelah dewasa anak niniak Sri Maharajo dirajo yang bernama Sutan Paduka Besar dan anak anak Cateri Bilang Pandai bernama Sutan Balun dan Sikalab Dunia, atas kesepakatan anak nagari Pariangan Padang Panjang dan anak nagari Sungai Tarab, diangkat menjadi penghulu.
Sutan Paduka Besar bergelar datuak Katumanggungan, Sutan Balun bergelar Datuak Parapatiah Nan Sabatang, dan Sikalab Dunia bergelar Datuak Sri Maharaja nan Banaga naga.
Beliau beliau itulah penghulu niniak kita, yang sangat cerdik pandai, lubuk akal lautan budi, lagi keramat ketiganya. Beliau bertiga menata adat lembaga untuk kita orang Alam Minangkabau.
Kata ahli adat, setelah Sutan Balun diangkat jadi penghulu, beliau pergi berlayar keluar Pariangan Padang Panjang, hendak pergi tamasya ke pulau Langgapuri(Serindip Cylon).

Dalam perjalanan kembali pulang, ditengah lautan beliau mendapat sebatang kayu yang berisi lengkap didalamnya segala perkakas untuk pertukangan seperti kapak, lading, pahat dan perpatih. Oleh sebab itu dia digelari Datuak Perpatih Nan sabatang Kayu, kemudian ditetapkan dengan Datuak Perpatih Nan Sabatang saja.
Adapun kayu yang berisi alat perkakas ditemukannya itu berasal dari peninggalan nabi Nuh. Perkakas itu diletakkan orang dalam lobang sebuah pohon kayu dan hanyut ke laut.
Dengan karunia Allah kayu itulah yang didapatkan oleh Datuak Parapatiah Nan Sabatang. Benar atau tidaknya cerita ini wallahu 'alam.

Diceritakan kembali, sesudah niniak yang bertigaitu diangkat orang jadi penghulu, semenjak itulah beliau berusaha mencari ikhtiar memperbaiki nagari dan memperluas jajahan di tanah Alam Minangkabau serta berusaha membuat bermacam macam aturan adat lembaga yang akan dipakai orang didalam Nagari yang telah beliau dirikan itu, untuk penjaga kesentosaan dan keselamatan orang yang berada didalam nangari.
Adat lembaga yang beliau tinggalkan menjadi pegangan bagi masyarakat Minangkabau sampai sekarang, adat lembaga itu amat baik dan sempurna aturannya, tidak dapat disanggah oleh jauhari pun, mempunyai akal budi yang sempurna. Bila ada orang yang merubah atau merusak warisan beliau itu, tak dapat tidak pastilah mendatangkan kesusahan dan kerugian besar bagi dirinya serta bagi segala orang di dalam nagari sampai kepada anak cucunya.

Kamis, 16 Oktober 2008

Indonesia, harapan itu masih ada

Semalam nonton Soegeng Sarjadi Forum di Q-TV, forum diskusi yang selalu menampilkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Judul yang dibawakan adalah ”ekonomi Amerika, ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia, Quo- Vadis” dengan nara sumber Bpk Siswono Yudohusodo (pengusaha dan mantan menteri), Bpk.Putu Gede Ary Suta (Chairman Ary Suta Centre dan mantan Kepala BPPN), Bpk.Djamester.A.Simarmata (Dosen FE UI) dan Bpk.Hendrawan Supratikno (pengamat ekonomi dan manajemen). Judul ini diangkat berkaitan dengan krisis ekonomi yang melanda AS dan berdampak ke seluruh dunia.

Tulisan ini tidak akan membahas topik berat ini tapi sangat tertarik dengan pemaparan Bapak Siswono yang menyatakan optimis dengan masa depan Indonesia. Beliau memaparkan hasil penelitian bahwa Indonesia menduduki peringkat 1 sampai 6 besar dalam produksi berbagai hasil alam, petanian dan perkebunan seperti kelapa sawit, emas, lada hitam, dan lainnya. Dengan potensi besar itu Indonesia seharusnya bisa kuat dan bertahan dari pengaruh krisis negara lain.

Namun, walaupun memiliki ”prestasi” demikian, posisi Indonesia tetap saja lemah dalam perekonomian Internasional. Pasar dikuasai oleh perusahaan besar dari Eropa dan Amerika. Dengan kekuatan finansial yang besar, mereka memiliki stok hasil pertanian/perkebunan untuk satu tahun, dengan cara itulah mereka mengandalikan supply agar harga selalu pada tingkat yang mereka inginkan. Sementara Indonesia hanya fokus pada maksimalisasi ekspor. Bapak Siswono memberi masukan agar pemerintah memiliki strategi yang lebih memihak pada petani, salah satunya (disampaikan secara ekstrim) adalah dengan menghentikan ekspor selama satu tahun dan hasil pertanian dibeli oleh pemerintah sebagai stok yang akan dilempar ke pasar pada saat yang tepat agar Indonesia bisa mempengaruhi harga Internasional.
Jadi dibutuhkan strategi dan kebijakan pemerintah yang benar-benar berpihak pada rakyat, dalam hal ini petani.

Dalam diskusi ini Bapak Siswono juga mengkritisi masyarakat Indonesia yang ”luar negri minded”. Padahal kulitas produk dalam negri tidak kalah dengan produk impor. Beliau menceritakan pengalaman pribadi dalam menjual produk jus buah. Produksi pertama diberi merek ”segar” namun gagal di pasar, produksi kedua diberi merek ”all season” dengan berbagai keterangan yang bernuansa impor yang ternyata laris di pasaran padahal produknya persis sama.

Jadi teringat postingan sebelumnya yang berjudul ”makanan daur ulang” yang membahas pemberantasan kemiskinan dengan meningkatkan produksi dalam negri yang diiringi perubahan mindset masyarakat Indonesia menjadi pencinta produksi dalam negri. Ternyata kita tidak perlu memindahkan pabrik susu dari New Zeland atau memindahkan kebun kentang dari Australia yang memakan waktu lama dan investasi besar. Kita mempunyai modal dasar yang sangat besar, yang dibutuhkan hanya keberanian pemerintah untuk mengalihkan keberpihakan dari berpihak pada kaum kapitalis menjadi berpihak kepada rakyat kecil.

Semoga tahun 2009 nanti kita memiliki pemimpin yang kuat dalam membela rakyat Indonesia, tidak hanya menjadi pengikut negara lain, pemimpin yang berani tampil beda seperti pemimpin Irak, Cina, Korea dan Venezuela. Bpk.Hendrawan Supratikno (salah seorang narasumber) menyebutnya sebagai pemimpin yang berani mengambil jalan yang jarang dilalui orang, karena jalan itulah yang terbaik untuk bangsanya.

Pak Sis, terima kasih atas pencerahannya

C H A N G E

change...!!!
ya...perubahan, bukan mo ikut2an Barrack Obama, tapi hasil evaluasi setelah 2 bulan nge-blog memang harus ada perubahan pada blog ini. Tadinya blog ini diartikan secara sederhana sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, so ego sentris banget, suka suka. ga mikirin kalo ada orang lain yang ikutan baca, jadi kalo ada yang mampir harus rela meluangkan waktu untuk bengong atau langsung cabut aja, kecuali para metallizer era 80-an, karena memang label2 blog ini mengambil judul lagu para rocker 80-an.
Harus diakui bahwa hidup tidak sendiri dan ada hal2 standar yang seharusnya gampang dipahami semua orang. Seperti halnya rambu2 / petunjuk jalan, label pada blog juga merupakan petunjuk bagi pembaca, jadi sebaiknya menggunakan istilah yang berlaku umum.
Dengan semangat itulah, akhirnya diputuskan bahwa penulisan label blog ini kembali pada istilah yang sudah umum.
changed...!!!

:ARAngkayomulia

Rabu, 15 Oktober 2008

gigi harits



selasa, 14 oktober 2008 ....pertama kalinya gigi susu Harits copot, ompong dech anak ayah hehehe.....
berarti anak ayah udah makin gede, hebat nih...

enggak kok, Yah, dari tadi abang segini-gini aja, ga tambah besar kok....jawab Harits

???

Selasa, 14 Oktober 2008

belajar dari Amerika

Satu per satu perusahaan besar Amerika bangkrut. Amerika Serikat, sebuah negara super power, dilanda krisis keuangan yang menjalar menjadi krisis keuangan global. Presiden George.W.Bush segera mengundang Partai Republik dan Partai Demokrat untuk membahas masalah yang sedang dihadapi. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Capres dari kedua partai, Barrack Obama dan John Mc Chain.
Mereka duduk bersama membahas masalah yang sedang dihadapi bangsanya. Melupakan sementara persaingan memperebutkan posisi Presiden. Peristiwa yang sangat kita dambakan terjadi di Republik ini, tokoh partai duduk bersama untuk membahas masalah bangsa. Terlepas dari apapun penilaian kita terhadap negeri ”uncle Sam” ini, kita angkat topi atas sikap negarawan mereka. Kepentingan bangsanya diletakkan diatas kepentingan pribadi maupun kelompok / partai.

Dalam sebuah diskusi Soegeng Sarjadi Forum di QTV, Bapak Siswono Yudohusodo mengatakan bahwa Indonesia harus berhenti menjadi ”negara partai”, semua posisi jabatan penting harus ditetapkan melalui persetujuan orang-orang partai (DPR) yang selalu diwarnai kepentingan pribadi dan partai, sehingga mengabaikan kepentingan bangsa.

Sebuah pelajaran berharga dari Amerika bahwa setiap keputusan dan pembahasan yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif dan yudikatif haruslah dalam kerangka kepentingan dan keberpihakan pada rakyat, begitulah hakekat demokrasi.

ARAngkayomulia

Jumat, 10 Oktober 2008

episode introspeksi, chapter 1.0

suatu pagi ketika nganterin Harits sekolah, dari Gatot Subroto belok kiri ke arah Tebet Timur. seratusan meter dari belokan tadi ada perempatan, dari arah berlawanan ada motor yang dikendarai seorang ibuk dengan lampu sign kanan nyala. Walaupun pelan tapi tuh motor ga berhenti. Merasa lebih berhak duluan karena ngambil jalan lurus, hadirlah setan dengan judul "jengkel & kesal". Huh...dasar ibuk2, seenaknya aja, maunya duluan terus....ga sopan buanget .....

Tapi..ups...kok ada yang kedip2? ya ampun, ternyata setelah belok kiri dr gatot subroto tadi lupa matiin lampu sign kiri, pantesan si ibuk cenderung cuek, pasti dia pikir aku mau belok kiri, ke jalan yang searah ama dia.

waah...aku pasti lagi dikutukin ibuk2 nih, lampu sign kiri tapi kok malah lurus....
duh..maap deh buk.....
coba kalo sebelum marah2 bisa introspeksi dulu, kan ga perlu buang2 energi.....udah salah, marah2 lagi.. ;-(
yah..penyesalan emang datang kemudian.......semoga menjadi pelajaran

:ARAngkayomulia

Senin, 06 Oktober 2008

artis dan demokrasi

Reformasi politik telah membawa banyak perubahan. Antara lain membuka peluang yang semakin besar bagi warga negara untuk dipilih sehingga menambah alternatif pilihan bagi para pemilih. Salah satunya yang belakangan banyak mendapat sorotan adalah masuknya kalangan artis ke dunia politik praktis.


Sebenarnya fenomena ini bukanlah hal yang baru, telah lama artis diajak oleh parpol untuk menjadi anggota legislatif maupun hanya sebagai jurkam untuk mendulang suara rakyat. Namun reformasi telah membuka pintu lebih lebar bagi artis untuk berpolitik praktis. Dengan sistem pemilihan langsung, sekarang artis tidak hanya menjadi jurkam atau caleg, beberapa telah menggunakan haknya sebagai warga negara untuk dipilih sebagai pemimpin daerah, mereka ikut berkompetisi memperebutkan kursi kepala daerah, bahkan ada yang berhasil meraih suara terbanyak.

Tidak mengherankan, karena sebagai artis, mereka telah melakukan “kampanye” sekian tahun melalui hasil karya seni. Wajah mereka telah familiar dimata pemilih, walaupun kadang pemilih tidak mengenal nama aslinya. Misalnya para pemilih hanya tahu si doel, oneng atau iklan obat. Tidak dapat dipungkiri bahwa popularitas masih menjadi faktor penentu pilihan rakyat. Tidak banyak rakyat yang mau menyediakan waktu dan pikirannya untuk menganalisa atau sekedar tahu track record sang calon.

Sebenarnya tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan karena artis juga manusia Indonesia yang mempunyai hak untuk dipilih. Karena pekerja seni adalah sebuah profesi, sama seperti profesi lain seperti dokter, akuntan, petani, pedagang dll. Tapi kenapa banyak orang yang sepertinya “keberatan” dengan fenomena ini? Mungkin tidak ada faktor tunggal, banyak hal yang menyebabkan orang berkesimpulan bahwa artis tidak layak untuk menjadi pejabat negara / daerah. Imej gaya hidup artis yang hura-hura, kawin cerai, modal popularitas doang dll. (sekarang dah ketauan kalo pejabat lebih parah lagi ya...)

Padahal, perkara hura-hura dan kawin cerai tidak hanya dominasi artis, hal yang bisa terjadi pada rakyat biasa, kita bisa lihat di sekeliling kita, bedanya adalah kehidupan artis diberitakan oleh media secara masif sepanjang hari.
Modal popularitas, ini merupakan modal yang besar dan beberapa artis telah melengkapinya dengan pendidikan formal dan pengalaman organisasi dengan menjadi “kader aktif” dari sebuah partai, sebagian bahkan meninggalkan dunia artisnya untuk konsentrasi di politik.

Tapi masih saja ada suara miring yang meremehkan kontribusi artis dalam berdemokrasi. Suara-suara tersebut tidak dapat sepenuhnya disalahkan karena dari sejumlah artis yang terpilih menjadi anggota legislatif ternyata tidak “bersuara” ketika di parlemen atau dari artis yang nyalon dalam pilkada ternyata ada yang belum punya track record sebagai pemimpin / organisator. Hal ini berimbas kepada artis yang benar-benar mempunyai kemampuan, yang bahkan meninggalkan dunia ke-artis-annya.

Bisa disimpulkan beberapa hal yang menyebabkan penilaian tersebut:
1. Pemberitaan yang tidak berimbang mengenai kehidupan artis.
Media cenderung memberi porsi yang besar untuk berita yang negatif dan bernilai sensasional, sementara berita yang mendidik justru tidak begitu mendapat tempat. Berita perceraian diekspos menjadi demikian heboh sementara pembahasan rumah tangga artis yang harmonis seperti tidak menarik. Atau pemberitaan artis yang yang merayakan wisuda sarjananya kalah menarik dari berita perayaan ulang tahun mewah.
2. Terkait dengan poin 1 diatas, pemberitaan pun dilakukan sepanjang hari menjejali pikiran penonton yang memang sudah suka gosip.
3. Hal tersebut diatas tidak terlepas dari sikap masyarakat yang cenderung men-generalisir permasalahan, cenderung menyamaratakan perilaku seseorang sebagai perilaku umum semua orang di kelompoknya, celakanya yang menjadi perhatian hanya perilaku yang negatif, sementara perilaku positif tidak pernah mendapat perhatian.

So, mari berpikir secara positif dan objektif. Benarkah artis tidak memiliki kualitas untuk menjadi pemimpin? Apakah popularitas sudah menjamin kualitas? Bahwa dalam mencari seorang pemimpin atau wakil rakyat yang dibutuhkan adalah komitmen untuk melayani rakyat yang dapat dinilai dari apa yang akan dilakukannya untuk rakyat (visi dan misi) jika terpilih, namun yang lebih penting adalah apa yang telah dilakukannya untuk rakyat (track record) selama ini.

ARA rangkayomulia

Jumat, 26 September 2008

ultah dhiya

selamat ulang tahun ke 5 Ananda tercinta

PUTI DHIYA SALSABILA RAHMAN

semoga selalu dilindungi Allah dalam rahmatNYA
semoga menjadi muslimah yang istiqamah
semoga menjadi muslimah yang bermanfaat untuk kebaikan ummat
semoga Allah melimpahkan yang terbaik buatmu sehingga engkau bisa mempersembahkan yang terbaik buat ummat

dari ayah ARA rangkayomulia



Alam Minangkabau (03)

Di download dari : www.cimbuak.net
Disadur oleh: Dewis Natra
Sumber : Buku Curaian Adat Minangkabau
Penerbit : Kristal Multimedia Bukittinggi
Written by Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo
Friday, 06 August 2004

V. Sungai Tarab Nagari Tua

Seiring dengan perkembangan waktu, masyarakat di Nagari Pariangan bertambah ramai juga, sedang nagari itu tidak begitu luas sehingga sudah penuh sesak oleh orang banyak. Maka bermusyawarahlah niniak Sri Maharajo dirajo dengan segala orang besarnya untuk memindahkan sebagian orang kedaerah baru.
Setelah bulat mupakat, mendakilah niniak Sri Maharajo dirajo ke puncak gunung merapi hendak melihat dimana tanah yang baik dan subur akan tempat memindahkan orang orang itu. Setibanya beliau dipuncak gunung merapi, memandanglah beliau kesegala arah. Pandang jauah dilayangkan pandangan dakek di tukiak an.
Kelihatan oleh beliau setumpuk tanah tanah gosong yang ditumbuhi rimba di baruh gunung kearah selatan yang kelihatannya tanahnya berpasir. Gosong gosong itu adalah puncak puncak bukit yang tersembur dari permukaan laut waktu itu.


Setelah itu beliau kembali turun, dan bersama sama dengan Cateri Bilang Pandai beliau pergi melihat tanah itu dengan berlayar. Pelayaran beliau itu hanya menepi gunung merapi saja dan akhirnya beliau sampai ditepi pantai, lalu berlabuh dan langsung memeriksa tanah tadi.
Didapati oleh beliau tanah itu lebih luas dari Pariangan Padang Panjang dan nampaknya lebih baik dan lebih subur.
Disebelah mudik tanah itu ada pula sebidang padang pasi yang amat luas yang sangat baik untuk tempat orang bermain dan bergembira.
Setelah ada keyakinan bagi niniak Sri Maharajo dirajo dan Cateri Bilang Pandai, lalu keduanya kembali ke Pariangan Padang Panjang untuk menjeput orang orang yang akan mendiami tempat tersebut.
Beliau membawa tujuh karib bai'id beliau laki laki dan perempuan, begitupun Cateri bilang pandai membawa pula enam belas orang, yaitu delapan pasang suami istri.

Setelah mereka tiba ditanah tadi, mereka mulai membuka ladang, berladang mencencang melateh, membuat teratak ditempat itu. Lama kelamaan teratak menjadi sebuah dusun bernama dusun Gantang Tolan dan dusun Binuang Sati.
Kemudian dusun itu bertambah lama bertambah ramai pula. Maka dibuat orang pula dipinggir dusun itu sebuah koto tempat berkampung, berumah tangga. Dari koto itulah orang orang berulang ulang keladangnya yang didusun tadi.
Semakin lama didalam koto tadi orang semakin bertambah ramai juga, lalu koto itupun dijadikan nagari, diberi nama nagari Bungo Satangkai. Kenapa bunga setangkai, sebab sewaktu niniak Sri Maharajo dirajo sampai disitu beliau mendapatkan setangkai bunga yang sangat harum baunya, dan dibawah bunga itu ada pula sebuah batu luas dan datar. Panjangnya tujuh tapak niniak Sri Maharajo dirajo, batu itu diberi nama oleh beliau "Batu Tujuah Tapak" Sampai sekarang batu itu masih ada didalam nagari Bungo Satangkai.

Adapun padang pasir yang di mudik nagari Bunga Setangkai, lama-kelamaan ditumbuhi oleh kayu-kayuan, sehingga kemudian menjadi rimba yang berkampung kampung. Pada akhirnya daerah itu menjadi koto, lalu menjadi nangari yang diberi nama Pasia Laweh, takluk kepada nagari Bunga Setangkai.
Didalam nagari Bunga Setangkai dibuat orang sebuah balairung tempat niniak Sri Maharajo dirajo dan Cateri Bilang Pandai menghukum. Dekat balairung itulah niniak Sri Maharajo dirajo membuat istana tempat diam.

Kemudian keluarlah sebuah mata air dibawah sebuah pohon yang bernama tarab di halaman istana niniak Sri Maharajo dirajo. Air yang keluar sangat jernih dan sejuk serta besar sehingga menjadi suatu anak sungai, oleh sebab itu Cateri Bilang Pandai memberi nama Sungai Tarab.
Karena Sungai itu sangat termasyhur nama Bunga Setangkai dilupakan orang sehingga nagari itu berubah nama jadi nagari Sungai Tarab.

Didalam nagari Sungai Tarab ditanam orang delapan orang penghulu yang diambil dari dalam kaum orang yang delapan pasang, yang mula mula mencencang melateh nagari tersebut. Penghulu yang delapan itu memerintah orang dalam nagari Sungai Tarab dan menguasai masing masing kaumnya. Penghulu itu bernama "Datuak nan Lapan Batu" Yakni delapan batu kedudukan dahulu.
Kemudian setiap penghulu itu membuat pula sebuah balairung sehingga disebut orang pula delapan balai kedudukan Datuak Nan Delapan Batu.
Delapan balai kemudian menajdi delapan suku yang terbagi atas 2 kampung. Satu kampung di mudik (Sungai Tarab) dengan lima balai dan satu lagi di hilir dengan 3 balai sehingga kampung ini disebut TigaBatur.
Setelah berkoto, bernagari dan berpenghulu yang akan memelihara orang didalam Sungai Tarab, niniak Sri Maharajo dirajo merasa senang sekali dan beliau beserta Cateri Bilang Pandai kembali lagi ke Pariangan Padang Panjang.

Meninggalnya Niniak Sri Maharajo dirajo

Niniak Sri Maharajo dirajo meninggal di Pariangan Padang Panjang, yaitu beberapa lalu kemudian setelah beliau kembali dari Sungai Tarab. Sepeninggal beliau jabatan raja di pariangan Padang Panjang tidak ada karena beliau tidak mempunyai waris. Posisi beliau dijabat oleh karib beliau yang ada di Sungai Tarab. Adapun yang memerintah di Pariangan Padang Panjang sepeninggal niniak Sri Maharajo dirajo adalah Datuak Bandaharo Kayo, Datuak Maharaja Besar, Datuak Suri Dirajo, Cateri Bilang Pandai dan Cateri Rino Sudah. Sedangkan yang memerintah di Sungai Tarab dipegang oleh Datuak Delapan Batur, dibantu oleh Cateri Bilang Pandai mewakili karib niniak Sri Maharaja yang belom dewasa.

Tuan Putri Jamilan

Setelah beberapa lama niniak Sri Maharajo dirajo meninggal dunia, Tuan Putri Indah Jalia janda beliau kawin dengan Indra Jati yang bergelar Cateri Bilang Pandai.
Dari perkawinan itu beliau berputra enam orang, dua orang laki laki, pertama bernama Sutan Balun dan yang kedua bernama Sikalab Dunia dan empat orang perempuan bernama: Puti Reno Sudi, Puti Reno Mandi, Puti Reno Judah dan si bungsu Puti Jamilan. Tuan Puti Jamilan ini kawin dengan karib niniak Sri Maharajo dirajo yang menjadi raja di Sungai Tarab itu.

Selasa, 23 September 2008

zakat


Kaget juga begitu membaca detik dot kom, ditulis bahwa 21 orang meninggal dalam pembagian zakat. Terdiam dan merinding, fenomena apakah ini? Bukankah pembagian zakat merupakan sebuah ibadah yang mulia?

Mungkin, inilah hikmah dari pelarangan ibadah secara ria, bahwa pemberian terbaik adalah manakala tangan kanan memberi tapi tangan kiri tidak mengetahuinya. Ikhlas. Ya, sebuah ibadah tidak butuh pengumuman, semakin banyak orang yang mengetahui semakin besar godaan syetan untuk berharap pujian dan ria.

Khalifah Ali r.a pernah menyampaikan khutbah yang sangat bagus, begitu turun dari mimbar beliau menanyakan pendapat seorang sahabat mengenai khutbah tadi, jawab sahabat tadi adalah, khutbah tadi sangat bagus sampai saat engkau menanyakannya padaku. Ya, pertanyaan tadi sangat bisa mengundang ria dengan adanya pujian dari sahabat. Begitulah, ria dapat merusak ibadah dan menghilangkan pahalanya tanpa sisa, bahkan kita saksikan bahwa ria dapat mendatangkan mudharat yang besar.

Jika bukan karena ria, bisa jadi karena krisis kepercayaan, pemberi zakat tidak bisa mengandalkan aparat desa / kelurahan atau bahkan pengurus mesjid untuk menyalurkan zakat karena takut tidak sampai kepada penerima yang berhak. Demikian juga dengan lembaga penyalur zakat, mungkin beliau belum menemukan lembaga yang dinilai amanah untuk menyalurkan zakatnya.

Di pihak penerima zakat, bukankah sudah sangat sering kita dengar kalimat bahwa tangan diatas lebih mulia dari tangan dibawah. Seorang muslim juga dilarang menghinakan diri dengan meminta-minta. Disisi lain, ternyata penyakit cinta dunia telah membutakan hati mereka, kehilangan jati diri sebagai manusia sehingga berlakulah hukum rimba, dan sungguh ironis bahwa hal ini terjadi di bulan suci Ramadhan.

Kasus ini sekaligus menjadi pekerjaan rumah bagi lembaga penyalur zakat untuk meningkatkan kredibilitas dan lebih aktif memperkenalkan lembaganya ke pelosok nusantara. Selain lembaga resmi yang berbadan hukum ini, perlu juga diberdayakan kemampuan manajemen pengurus mesjid dengan menerapkan sistim yang transparan dan amanah. Sebenarnya kekuatan jaringan mesjid ini sangat efektif untuk menyalurkan zakat kepada orang yang berhak menerimanya karena beliau-beliaulah yang sangat mengetahui masyarakatnya.

Ya, Allah telah menurunkan teguranNYA melalui berbagai kejadian yang pedih namun penuh hikmah .....


ARA rangkayomulia

makanan daur ulang


Sebuah bisnis baru, makanan daur ulang, limbah daging sisa hotel diolah dan dijual lagi ke pasar tradisional. Terungkap di Kampung Kapuk Jakarta Barat. Sebenarnya ga terlalu baru juga sih, karena menurut pengakuan pelaku, Darmo Sapawiro, bisnis ini sudah dijalaninya sejak lima tahun yang lalu. Yang menjadi tanda tanya adalah kok sampai kepikiran ya?
Dan pelakunya dengan polos menyatakan bahwa bisnis yang sudah ditekuni sejak 5 tahun yang lalu ini mempunyai konsumen yang cukup banyak, bahkan sampai membeli langsung ke lokasi pengolahan.

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong munculnya ide gila ini. Beban hidup yang semakin berat mendorong orang mencari pekerjaan untuk memperoleh penghasilan, namun kenyataannya tidak mudah mencari pekerjaan yang layak di negeri ini. Kemudian dengan minimnya pengetahuan dan kepedulian mengenai kesehatan dan kebersihan, muncullah ide-ide kreatif diluar nalar manusia.

Skenario lain adalah kemungkinan dari kebiasaan memulung sampah dan mengkonsumsi makanan sisa, karena melihat masih banyak ”stock” yang tersedia, muncullah ide ini.Kemungkinan lain adalah adanya koordinator dari kegiatan ini, seseorang yang melihat potensi ekonomis dari limbah hotel dan memanfaatkan orang-orang lugu yang memang butuh pekerjaan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan lahan subur untuk segala bentuk penyimpangan. Salah satu cara pengentasan kemiskinan adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat, pekerjaan besar ini bisa dimulai dari daftar produk impor dan melihat kemungkinan untuk diproduksi di dalam negeri. Misalnya kenapa harus impor kentang dari Australia? Tidak bisakah para ahli pangan menemukan varietas kentang dengan kualitas Australia yang cocok ditanam di Indonesia, kemudian membina para petani untuk menjaga standar mutu.
Atau susu, kenapa Indonesia hanya menjadi objek, tidak bisakah Indonesia membuka peternakan besar dan membangun pabrik susu sendiri? Bukankah ini akan membuka lapangan pekerjaan dan harga susu menjadi semakin terjangkau oleh masyarakat. 200 juta-an penduduk sungguh merupakan sebuah pasar yang besar. Sangat banyak putra-putri Indonesia yang menjadi pakar di bidangnya. Pemerintah seharusnya bisa memanfaatkan aset bangsa ini.

Memang, pelaksanaannya tidak semudah menulis kalimat ini, dibutuhkan biaya yang besar untuk penelitian dan investasi, dibutuhkan perubahan mindset bangsa ini yang sangat bangga mengkonsumsi produk impor menjadi pencinta produk bangsa sendiri, jadi dibutuhkan komitmen bangsa ini untuk lepas dari cengkeraman produk bangsa lain. Apapun motivasi dibalik kasus ini, harus menjadi pelajaran bagi kita semua, pemerintah harus bisa menyediakan pekerjaan yang layak untuk mengentaskan kemiskinan (bukan mengentaskan orang miskin) sehingga orang tidak lagi berpikir menghalalkan segala cara untuk menghidupi keluarganya. Kita sebagai masyarakat juga harus lebih peduli, peduli terhadap segala yang dikonsumsi dan peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga bisa saling mengingatkan.

ARA rangkayomulia

Senin, 25 Agustus 2008

Tambo Adaik Minangkabau (02)

Alam Minangkabau (02)
Written by Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo
Saturday, 28 August 2004
IV. Penghulu Pertama

Lama pula antaranya orangpun bertambah ramai pula. Pada suatu hari bermusyawarah pula niniak Sri Maharajo dirajo dengan Datuak Suri Dirajo dan Cateri Bilang Pandai, serta segala orang banyak dari kampung Pariangan dan Padang Panjang di Balai Saruang tadi.
Musyawarah itu adalah untuk memilih orang yang akan memerintah dan menghukum dibawah raja.

Adapun orang yang akan ditanam jadi ketua adalah orang yang akan menjadi penghulu orang banyak itu, dengan fungsi antara lain :

Kusuik nan ka manyalasaian
Karuah nan ka manjaniahan
Sasek nan ka mahimbauan
Taluncua nan ka maheloan

Itulah orang yang akan memimpin orang banyak, dibawah niniak Sri Maharajo dirajo.
Didalam permusyawaratan itu dicapai kata sepakat yakni akan menanam dua orang ketua, seorang di Pariangan dan seorang di Padang Panjang. Hasil kesepakatan itu dikembalikan ke kepada niniak Sri Maharajo dirajo dan beliau menyetujui.
Pada kesempatan itu Datuak Suri Dirajo bertitah "Berbahagialah kamu sekalian, telah sama sama sepakat untuk menanam dua orang ketua yang akan menjadi penghulu oleh kamu sekalian. Apa nama pangilan dan apa nama pangkatnya bagi keduanya ?"

Mendengar titah Datuak Suri Dirajo itu, tidak ada yang dapat menjawab sebab belum ada kata mupakat tentang itu. Sekalian orang banyak itu memohon kepada niniak Sri Maharajo dirajo untuk kembali bermusyawarah untuk menetapkan apa nama panggilan dan pangkat bagi keduanya tadi.
Tetapi setelah beberapa saat lamanya mereka duduk timbang menimbang, hasilnya nihil sama sekali. Akhirnya sekalian orang banyak itu memulangkan kata kepada niniak Sri Maharajo dirajo.
"Telah puas kami bersama sama mencari nama pangkat dan nama pangilan bagi ketua kami, namun tidak dapat oleh kami, melainkan sebuah kata ketua saja. Oleh sebab itu kami serahkan saja kepada Tuanku semua, apa yang baik bagi Tuanku, kami akan menurut saja."

Setelah itu bertitahlah niniak Sri Maharajo dirajo kepada sekalian orang banyak itu : "Adapun orang akan kita jadikan ketua itu tentulah akan dipilih dari kita yang hadir disini, yaitu orang yang lebih pandai dan baik tingkah lakunya. Sebab orang itu, pergi tempat kita bertanya, pulang tempat kita beberita. Orang itulah yang akan memelihara buruk baiknya kita sekalian, tempat kita mengadukan segala hal yang baik dan buruk.

Orang itu yang akan menimbang mudharat dan manfaat diatas kita sekalian serta menghukum barang sesuatunya buruk dan baik.
Oleh sebab itu sepanjang pendapat hamba, patutlah kita muliakan benar orang itu dengan semulia mulianya daripada kita yang banyak ini. Kita tuakan orang itu dengan kata mupakat bersama dan tuanya kita samakan dengan orangtua niniak mamak kita yaitu 'datuak' namanya. Dengan demikian kepadanya kita panggil Datuak meskipun umurnya lebih muda daripada kita.
Kita wajib menghormatinya, apa titahnya kita junjung, apa perintahnya kita turut, agar sentosa kita dari marabahaya selama hidup didunia ini. Jikalau kita tidak bertindak dan tiada turut menurut, niscaya tiadalah kita mendapat keselamatan"

Mendengar penitahan niniak Sri Maharajo dirajo itu, senanglah hati sekalian orang banyak itu. Panggilan Datuak sampai sekarang tidak berubah. Itulah asal mulanya maka segala penghulu itu dipanggil Datuak dan disebut orang juga niniak mamak, niniak daripada mamaknya orang banyak. Setelah putus kata mupakat, diadakan helat jamu di kampung Pariangan dan Padang Panjang.

Pada masa itu ditetapkan kedua penghulu tadi seorang di Pariangan bergelar Datuak Bandaro Kayo dan seorang lagi di Padang Panjang bergelar Datuak Maharajo Gadang. Itulah penghulu pertama yang ada dipulau andalas ini, yang disebut juga pulau Perca.

Adapun Datuak Suri Dirajo bukanlah penghulu yang diangkat orang, beliau diberi nama seperti itu hanya karena beliau berkarib dengan raja. Beliau dipanggil datuak karena tuanya saja, dan lagi beliau adalah orang cerdik pandai, lubuk akal lautan budi, tempat orang berguru dan bertanya pada waktu itu di Pariangan Padang Panjang, serta menjadi guru oleh niniak Sri Maharajo dirajo.

Dengan bertambah ramainya orang di Pariangan dan Padang Panjang, oleh niniak Sri Maharajo dirajo dengan mupakat segala isi kampung diberi nama Nagari Pariangan Padang Panjang. Sampai saat ini nama itu tidak pernah dirubah orang dan itulah nagari tertua di pulau Andalas ini.
Dari pernikahan niniak Sri Maharajo dirajo dengan adik datuak Suri Dirajo yang bernama Tuan Putri Indah Jalia, lahirlah seorang yang bernama Sutan Paduko Gadang.


Di download dari : www.cimbuak.net
Disadur oleh: Dewis Natra
Sumber : Buku Curaian Adat Minangkabau
Penerbit : Kristal Multimedia Bukittinggi
Written by Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo
Friday, 06 August 2004
(ARA st Rangakayomulia; bbrp kalimat, nama tempat dan nama orang diganti dengan bahasa minang)


Kamis, 21 Agustus 2008

ANALOGI PUASA

email dari sdr LILIS admkcbg_ygy@bukopin.co.id di milis syiar islam
terima kasih atas kirimannya ya....

----- Original Message ----- From: Adi Wisaksono
Sent: Wednesday, August 13, 2008 6:37 AM
Subject: ANALOGI PUASA - Analogie s PostemANALOGI PUASA -
Analogie s Postem Aug 5, '08 10:27 AM
for everyone

Tadi pagi selepas Sholat Subuh, saya bertemu dengan seorang Bapak (sebut saja Beliau). Dari sejak azan Subuh ketika saya datang ke mesjid, Beliau selalu duduk di pojokkan saf kedua dan tampak khusu' berdoa.

Setelah selesai Sholat, beliau tetap berada di tempatnya dengan terdiam dan tampak sedang bertafakur. Ketika saya sedang menuju ke bawah (mesjid kami 2 tingkat dimana tingkat dua dipakai untuk ibadah sholat sementara bagian bawah untuk pengajian anak-anak (TPA)), ada suara yang memanggil saya, "Dik sebentar dik!". Saya terkejut dan mencari suara itu datangnya darimana. Ternyata Beliau yang memanggil saya. Kemudian saya menghampirinya. "Ada apa, Pak?"Beliau menjawab,"Boleh mengganggu sebentar". Jawab saya,"Oh tidak apa-apa lagipula ini masih pagi dan masih ada waktu untuk ngobrol-ngobrol" . Akhirnya mengucapkan terima kasih atas berkenannya saya untuk menemaninya ngobrol."Tahu ga dik? Saya tahu adik dari tadi selalu memperhatikan saya sejak masuk mesjid sampai selesai sholat tadi" kata Beliau. Terkejut saya mendengarnya karena perasaan saya, Beliau dari awal sampai akhir selalu menunduk dan dengan khusu'nya berdoa tapi kok tahu saya memperhatikannya. "Kok Bapak tahu sih?" kata saya. Beliau tidak menjawab tetapi hanya tersenyum. Kemudian Beliau memperkenalkan diri dan namanya sama dengan sahabat Rasul SAW yang menjadi Khalifah ke-dua pada jaman setelah Rasul SAW wafat. Beliau juga bertanya nama, alamat dan sudah berapa saya tinggal.Setelah bicara kesana kemari, Beliau bertanya,"Kapan mulai Puasa Ramadhan?". Jawab saya " Ya tinggal sekitar 1 bulan lagi pak". "Alhamdulillah" jawab Beliau. "Bagaimana puasa ramadhan tahun lalu dik? Lancar?" tanya Beliau. " Puasa Ramadhan tahun lalu saya tidak mendapatkan apa-apa Pak selain lapar dan haus", jawab saya dengan polosnya."Jarang saya mendapatkan jawaban seperti ini dik" kata Beliau. Kok bisa sih apa ada yang aneh dalam hati saya. Kata Beliau banyak orang yang belum bisa menjawab apabila ada pertanyaan seperti itu. Setelah itu Beliau dengan lancarnya menjelaskan tentang analogi puasa. Nah ini cerita serunya (pikir saya saat itu)Beliau menganalogikan antara puasa dengan Pesta Olahraga seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games, Piala Dunia, Euro sampai Piala Thomas-Uber dan lain-lain. Beliau menjelaskannya seperti ini:1 Puasa dan Pesta Olahraga pada akhir/ujungnya yang ingin dicapai adalah prestasi. Prestasi dalam olahraga adalah medali (emas,perak dan perunggu), Piala Kejuaraan dan lain-lain. Kalau puasa adalah diterimanya puasa oleh Allah secara utuh tanpa ada yang kurang maupun lebih (maaf saya kurang bisa menjelaskan dengan dalil-dalil dalam Qur'an dan Hadist seperti Beliau jelaskan kepada saya). 2. Bagaimana prestasi dapat diraih dengan hasil yang luar biasa? Prestasi diperoleh dengan latihan/kerja keras dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan sampai pada hari H (hari pertandingan) Kalau kita latihannya benar dan mengikuti apa yang telah diprogramkan seperti atlet Cina, Rusia dan Amerika Serikat dengan program yang terstruktur maka tidak heran mereka selalu menjadi nomor satu (wahid). Puasa pun juga begitu, selama 11 bulan sebelum Puasa Ramadhan seharusnya kita latih tanding dengan melakukan puasa Senin-Kamis, puasa Nabi Daud, Puasa Muharram dan lain-lain sehingga ketika pada hari H-nya (bulan Ramadhan) kita akan mendapatkan prestasi yang paling baik dihadapan Allah SWT.3. Prestasi selama pertandingan juga bisa diperoleh dengan konsentrasi. Nah ini yang kadang-kadang atlet sering blunder yang harusnya dapat emas malah hanya dapat perak atau perunggu atau tidak mendapatkan apa-apa. Puasa pun demikian, konsentrasi kita harus dimulai dari sahur sampai azan maghrib, biasanya yang mengakibatkan konsentrasi puasa kita buyar adalah saat terakhir yaitu menjelang berbuka. Coba kita jujur dengan sendiri, saking sudah laparnya akhirnya kadang-kadang kita selalu lihat jam, bernafsu ingin beli makanan ini itu, dan kadang-kadang nungguin makanan di meja makan. Padahal Rasul mencontohkan kita untuk berbuka dengan teh manis dan tiga butir korma. Perkataan beliau membuat pikiran saya ke pertandingan Piala Champion MU VS Munchen tahun 1999, dimana menit terakhir pada kedudukan 1-1 Ole Gunnar Solkjaer membobol gawang Kahn. Gol itulah memupuskan harapan Munchen menjadi juara karena kurang konsentrasinya pemain-pemain Munchen pada menit-menit terakhir. Hahahahaha kayak pengamat bola aja.4. Prestasi itu diperoleh melalui kerja keras, latih tanding dan disiplin. Fokusnya adalah ke pertandingan yang sebenarnya dan tidak memikirkan lagi hal-hal yang remeh temeh karena sudah direncanakan secara matang. Itulah gunannya perencanaan yang sistematis menurut versi Beliau. Puasa Ramadhanpun demikian. Beliau menjelaskan bagaimana puasa hanya dijadikan ajang untuk mengumbar umbar uang (coba dipikir besaran mana pengeluaran selama bulan puasa atau bukan bulan puasa), yang dipikirkan THR, jarang orang bisa beritikaf di mesjid selama 10 hari terakhir karena semua berkonsentrasi mencari uang untuk lebaran (jadi selama 11 bulan ngapain kata Beliau, wah dalam hati saya berat nih karena kebutuhan dan pendapatan tidak seimbang tiap bulannya tapi boleh juga kalau ga dicoba khan ga pernah tahu) Saya berpikir bisa, bagaimana kalau tiap hari saya masukkan ke celengan rata-rata Rp 20 ribu-30 ribu tanpa pernah saya colek-colek tuh celengan sampai bulan Ramadan kalau dihitung bisa mencapai Rp 6-7 juta. Wah benar juga tuh Bapak. Istilah Beliau mengenai puasa bulan Ramadhan bagi orang jaman sekarang : 10 hari pertama ramai di mesjid, 10 hari kedua ramai di mall-mall/pusat perbelanjaan dan 10 hari terakhir ramai di terminal/stasiun/ bandara (yang seharusnya bulan penuh rahmat, penuh pengampunan dan menjauhkan kita dari api neraka)5. Yang lebih penting lagi, prestasi dapat diperoleh dengan dukungan dan doa dari orang tua, saudara, teman sampai Presiden seperti atlet Indonesia yang mau ke Olimpiade Beijing mohon doa restu dan pamitan dengan Presiden SBY dengan harapan mendapatkan prestasi yang terbaik. Puasa pun juga demikian, sebelum puasa Ramadhan, kita berziarah ke makam orang tua kita yang telah meninggal atau berkunjung ke orang tua yang masih hidup, saudara, teman, dan tetangga disekitar lingkungan kita untuk memohonkan maaf atas kesalahan kita selama 11 bulan, mohon doa restu agar dimudahkan ibadah kita selama bulan puasa karena makin banyak orang yang mendoakan kita makin makbul ibadah kita sehingga dapat diterima Allah SWT.(Sirothol mustaqim - jalan lurus/jalan tol)6. Jadi kalau sudah prestasi dicapai orang tidak perlu bertanya-tanya lagi karena sudah tersiar di koran-koran, majalah, radio, tv dan internet serta ditambah hadiah dari mana-mana. Semua orang bangga dengan prestasi kita terutama orang tua, orang-orang terdekat sampai Presiden karena membawa nama baik bangsa dan negara. Sama dengan puasa ketika prestasi puasa kita dijalankan dengan baik sesuai dengan Standar Operation Procedur (SOP) dari Allah SWT maka tampak dari penampilan, tingkah laku, amal perbuatan dan rejeki akan selalu mengalir. Jadi kalau ditanya oleh orang tua ataupun orang lain, bagaimana puasa Ramadhan kemarin atau apa yang didapat selama bulan puasa Ramadhan maka kita bercerita dengan lancar, gembira, panjang lebar karena kita telah mendapatkan puncak prestasi tertinggi dari Allah SWT.Itulah penjelasan Beliau tentang analogi Puasa Ramadhan. Persis jam 6.30 pagi saya pamitan dan saya katakan nanti saya kembali lagi karena mau pesan kopi dan makanan kecil. Tidak enak dan nikmat ngobrol tanpa kopi dan pisang goreng hehehehe. Sekitar 30 menit kemudian saya kembali lagi ke mesjid dengan harapan akan dapat ilmu pengetahuan dan pengalaman dari Beliau dan sayang untuk dilewatkan. Ternyata beliau sudah tidak ada di tempat ketika saya tanyakan ke penjaga mesjid tentang Beliau. Penjaga mesjid mengatakan sejak selesai subuh tadi mesjid kosong tidak ada siapa-siapa. Lho kok begitu khan dari subuh saya ngobrol dengan seorang Bapak sambil menyebutkan ciri-cirinya. Apakah penjaga tadi tidak mendengar suara kami berbicara. Penjaga mesjid mengatakan tidak mendengar apa-apa dan juga tidak tidur dari subuh serta selalu membersihkan lantai dua setiap selesai sholat subuh. Aneh. Jadi sejak subuh tadi saya berdiskusi dengan siapa. Manusia atau makhluk gaib. Dalam hati masa bodo lah tetapi saya bersyukur mendapatkan ilmu tentang puasa dan dapat menambah wawasan pikiran tentang agama yang saya anut. Begitulah ceritanya dan mudah-mudahan mendapatkan manfaat dari cerita ini.Walaupun masih terlalu dini saya juga ingin mengucapkan " SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BULAN RAMADHAN DAN MOHON MAAF LAHIR BATIN ATAS KESALAHAN SAYA BAIK TULISAN MAUPUN KOMENTAR YANG DIBERIKAN KEPADA TEMAN-TEMAN "

Rabu, 13 Agustus 2008

Senin, 11 Agustus 2008

tambo adaik minangkabau 01

Alam Minangkabau (01)

Di download dari : www.cimbuak.net
Disadur oleh: Dewis Natra
Sumber : Buku Curaian Adat Minangkabau
Penerbit : Kristal Multimedia Bukittinggi
Written by Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo
Friday, 06 August 2004
(ARA st Rangakayomulia; bbrp kalimat, nama tempat dan nama orang diganti dengan bahasa minang)

Dewasa ini sangat minim sekali informasi mengenai adat yang kita dapati, seringkali kita mendengar Tambo alam Minangkabau, tapi kita tidak tahu seperti apa isi tambo itu sebenarnya. Begitu juga dengan adat Minangkabau seperti apa adat tersebut. Mulai dari tulisan ini kami dari admin akan memuat tulisan dari Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo dalam bukunya Curaian Adat Minangkabau. Serta ucapan terimakasih kepada penerbit Kristal Multimedia Bukittinggi yang telah berkenan memberi ijin untuk menyadur isi buku tersebut.
Sedikit tentang penulis Ibrahim dilahirkan di sungayang Sumatera Barat pada tahun 1958.

Pendidikan dimulai di Sekolah Government di Batusangkar, tamat tahun 1968. Pada tahun 1970 beliau menjadi juru tulis Tuanku Titah di Sungai Tarab. Tuangku ini ahli dibidang adat Minangkabau. Maka saat itu beliau tertarik dan memperdalam pengetahuan dibidang Adat Minangkabau sehingga beliau diangkat menjadi Penghulu Andiko pada tahun 1913 dengan gelar datuak Sangguno Dirajo.
Dalam tulisan alam Minangkabau akan dimuat berseri. Semoga hal ini bermanfaat bagi pembaca.
I. Pulau Andalas
Menurut bunyi Tambo Alam Minangkabau, adapun orang yang pertama datang mendiami pulau andalas adalah niniak kita Sri Maharajo Dirajo namanya.
Beliau datang datang kemari dari tanah besar Voor Indie, tanah Rum kata orang tua tua, dan beliau kesini bersama dengan ke enambelas orang laki laki perempuan dari kasta Cateri. Selain itu dibawanya juga Kucing Hitam, Harimau Campo, Kambing Hutan dan Anjing Mu’alam.

Dikatakan Kucing Hitam, Harimau Campo dan lain lainnya itu, sekali kali bukanlah bangsa binatang, tetapi manusia biasa juga. Mereka dijuluki dengan nama nama seperti itu sesuai dengan tingkah laku dan perangai mereka. Semuanya perempuan dan dipelihara oleh niniak Maharajo dirajo seperti memelihara anaknya sendiri.

Niniak Sri Maharajo dirajo berlayar dari tanah besar itu dengan sebuah perahu kayu jati. Mula mula mereka berlayar melalui pulau Jawa yang saat itu belum terlihat tanah pulau Jawa itu. Yang tampak hanya puncak gunung Serang dan dipulau itu perahu beliau tertumpuk batu karang sehingga mengalami kerusakan dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Pada saat itu menitahlah niniak Sri Maharajo dirajo kepada mereka yang berada diatas kapal itu "Barangsiapa yang dapat memperbaiki kapal ini seperti sediakala, akan hamba ambil sebagai menantu"
Mendengar titah itu beberapa cerdik pandai segera berunding, mencari akal agar dapat memperbaiki perahu itu. Maka dengan karunia Allah, maka lima orang tukang segera bekerja dan kapal itu dapat diperbaiki kembali. Sri Maharaja merasa senang dan suka hati serta memuji kepandaian para tukang tersebut.

Kemudian perjalanan dilanjutkan sampai pada suatu kektika mereka melihat sebuah gosong tersembunyi di dalam laut. Tergilang gilang kelihatan dari jauh kira kira sebesar telur ayam, hilang timbul dilamun ombak.
Setelah sampai disitu kiranya ada tanah lebar dengan datarannya, berlabuhlah niniak Sri Maharajo dirajo diatas gosong itu. Gosong itu adalah puncak gunung merapi yang sekarang ini. Disanalah berdiam niniak Sri Maharajo dirajo bersama dengan para pengikutnya. Itulah niniak kita yang mula mula mendiami pulau Andalas ini, hingga menjadi juga oleh yang tua tua dengan memakai pantun ibarat :

Dima mulonyo tabik palito
Dibaliak tanglun barapi
Dima mulonya niniak kito
Iolah di puncak gunuang Marapi


Kata orang yang menceritakan, tatkala niniak Sri Maharajo dirajo berada di puncak gunung Merapi itu beliau berdo'a supaya disusutkan air laut.
Dengan karunia Tuhan air laut semakin hari semakin susut juga dan bertambah lebar tanah daratan sehingga nyatalah tempat tempat itu adanya diatas gunung yang sangat besar.Kata sahibulhikayat, takkala beliau masih berdiam dipuncak gunung itu, dengan takdir Tuhan orang orang yang bernama Kucing hitam, Harimau campo, Kambing hutan dan Anjing Muk Alam masing masing melahirkan seorang anak perempuan. Begitu pula istri Niniak Sri Maharajo dirajo melahirkan seorang anak perempuan pula. Sekalian semua anak itu dipelihara oleh niniak Sri Maharajo dirajo dengan kasih sayang yang tiada dibedakan. Kemudian kelak setelah anak anak itu besar, mereka dinikahkan dengan 5 tukang yang memperbaiki kapal tadi.

II. Galundi Nan Baselo dan Guguak Ampang
Setelah beberapa lama mereka berdiam dipuncak gunung itu, air laut sudah berangsur susut juga dan bertambah besar juga tanah daratan, maka sekalian orang itu berpindah kesebuah lekung dipinggang gunung Merapi itu.
Oleh Sri Maharajo dirajo tempat itu diberi nama Labuhan Sitembaga. Disitulah pada masa dahulu ada Sirangkak nan Badangkang. Disitu pula untuk pertama kalinya orang menggali sumur untuk tempat mandi dan tempat mengambil air minum, karena disekitar tidak ada air tawar, yang ada hanya air laut.
Selanjutnya mereka membuat sepiring sawah bernama sawah satampang baniah. Disebut setampang benih karena dengan padi yang setampang itu sudah mencukupi untuk makan orang disaat itu, karena mereka belum banyak. Padi itu pula menjadi asal padi yang ada sekarang. Sepanjang cerita orang tua tua.
Lama kelamaan tumbuh pula Lagundi nan Baselo, air laut bertambah susut juga dan daratan bertambah luas, maka Cateri Bilang Pandai mencari tanah yang lebih baik untuk mereka huni.
Ditemukan sebuah guguk disebelah kanan dari Lagundi nan Baselo tadi, dan sekalian orang yang berada di Lagundi nan Baselo berpindah ke ketempat baru itu. Tempat itu diberi nama oleh niniak Sri Maharajo dirajo serta Cateri Bilang Pandai dengan nama Guguak Ampang.

III. Nagari Pariangan dan Padang Panjang
Tidak berapa lama antaranya, orang orang yang menetap di Guguak Ampang berpindah pula dengan membuat setumpak tanah yang datar di baruh Guguak Ampang itu.
Tanah disini lebih baik daripada tanah di Ampang Gadang. Mereka pun berbondong bondong membuat tempat tinggal ditempat yang baru ini dan oleh niniak Sri Maharajo dirajo beserta Cateri Bilang Pandai tempat ini diberi nama Perhurungan. Guguak Ampang tadi pada saat ini bernama kampung Guguak Ateh. Lama kelamaan orangpun bertambah kembang juga, dan kampung Perhurungan bertambah maju. Orang semakin hari semakin riang pula.
Atas prakarsa niniak Sri Maharajo dirajo beserta cerdik pandai masa itu, dibuat semacam permainan anak negeri seperti Pencak Silat, Tari Payung dan bermacam peralatan untuk gong dan talempong, gendang, serunai rabab, kecapi dan lain lain sehingga menjadikan orang bertambah riang juga disetiap waktu.
Suasana masyarakat yang selalu dalam keadaan riang itu, menimbulkan keinginan dari niniak Sri Maharajo dirajo dan Cateri Bilang Pandai untuk menganti nama kampung menjadi Pariangan.
Kemudian karena bertambah kembang juga, seorang hulubalang niniak Sri Maharajo dirajo pergi membuat tempat tinggal dekat sebuah batu besar disuatu tanah disebelah kanan pariangan. Karena tempat itu baik pula, berdatangan orang pariangan membuat tempat tinggal disitu.
Lama kelamaan tempat itu menjadi sebuah kampung yang ramai pula. Oleh Cateri Bilang Pandai kampung itu diberi nama Padang Panjang. Sebab yang pertama sekali menemukan daerah itu adalah hulubalang yang menyandang gelar Pedang nan Panjang. Kampung Pariangan dan Padang Panjang semakin hari semakin ramai, dan kedua kampung ini dibawah hukum niniak Sri Maharajo dirajo.
Pada suatu hari bermusyawarahlah segala isi kampung Pariangan dan Padang Panjang untuk mendirikan sebuah Balairung tempat raja duduk menghukum (memerintah) beserta orang besar lainnya Datuak Suri Dirajo, Cateri Bilang Pandai yang bernama Indra Jati. Balairung itu didirikan didalam kampung Pariangan, dihiasi dengan lapik lalang.
Ruangan hanya sebuah saja sehingga sampai saat ini disebut orang Balai Saruang. Disitulah tempat niniak Sri Maharajo dirajo dan orang orang besarnya menghukum waktu itu.
bersambung, insyaallah

Jumat, 08 Agustus 2008

pengertian

gampang banget mendengar dan membaca ungkapan2 kekecewaan dan kekesalan terhadap kinerja aparat. Sehabis subuh kita disuguhi sarapan berita2 yang “mengajak kita” untuk kecewa, judulnye sih “kritikan”. Koran pagi ga mau kalah, “kritikan” bertebaran sesuai selera pemilik media. Belum lagi kalo dengerin obrolan di warung atau di pasar, oke banget tuh, saingan ama analisa pakar di tipi. Hmm..itu tandanya masyarakat udah cerdas kan……

Sekarang mari kita liat hasil kerja aparat dari sisi lain, dari keseharian kita sebagai rakyat biasa. Kita liat betapa pengertiannya aparat terhadap kebutuhan rakyat. Biar gampang, kita ngobrolnya sepanjang jalan kenangan aja ya….dari rumah ke kantor dan dari kantor ke rumah.

Ada yang biasa lewat jalan Tegal Parang Utara? Dari ujung jalan ini sampai bbrp ratus meter dibikinin parkir khusus. Pinggir jalannya di cor tinggi bbrp sentimeter selebar satu mobil sehingga warga bisa memarkir mobil dengan tenang. Bisa aja karena jalan ke rumah pemilik mobil tidak dapat dilewati mobil atau bisa juga karena kamar tidur mobil yang udah penuh. Ada juga mobil sewaan untuk angkutan barang. Sepanjang parkiran ini diselingi pot bunga besar, warung dan parkiran bengkel. Kita bisa liat betapa pengertiannya pemerintah ama rakyat pemilik mobil ini. Walaupun kasian juga sih pejalan kaki yang harus saingan ama mobil dan motor, semoga segera ada kebijakan yang pengertian terhadap kebutuhan para pejalan kaki ini, semoga segera dibikin trotoar untuk mereka, supaya bisa berjalan dengan aman dan nyaman tanpa waswas dapat ciuman dari mobil or motor dari belakang ;-)

Itu tadi gambaran betapa perhatiannya pemerintah terhadap pemilik mobil. Sekarang giliran sepeda motor, kita ambil sampel dikit aja, jalan Gatot Subroto dari gedung SME,sCo sampai PMI. Pagi hari, saat semua butuh cepat, jalan Gatot Subroto seperti tidak menyisakan ruang untuk sebuah kenyamanan, semua serba terburu-buru di dalam balutan asap dan debu. Yang di mobil pribadi sih ga masalah, nyaman bos, full music lagi. Yang di angkot? Semoga mereka cukup tabah dan kuat di dalam bus yang demikian padat (tapi kalo ada calon penumpang, kondektur ngakunya masih kosong hehe...) plus asap yang menyusup ke dalam bus, plus copet,...duh.... Para bikers? Nha..ini dia, paru2 sih ga masalah, tahan segala kondisi. Tapi jumlah kendaraan yang semakin banyak membuat GatSu kelihatan semakin kecil aja, ini baru jd masalah bagi bikers, ups..tunggu dulu, setiap masalah pasti ada solusinya. Di sebelah kiri kan ada jalan yang sepi tuh, yang di beton itu tuh, nah, pindah jalur, beres deh, bisa tancap gas lagi. Kaget juga, kok tiba-tiba ada motor di depan, waah..jalan kaki disini harus ekstra ati-ati juga nih. Eh, ada aparat berseragam biru tuh, iseng ah nanya apa sekarang ada jalur khusus bikers? Mau tau jawaban beliau? Gini: yaa..gimana lagi mas, ga bisa dilarang sih... cappee deee.... Tapi, sekali lagi kita liat betapa pengertiannya aparat terhadap rakyat bikers. Semoga masih ada kesempatan mikirin pejalan kaki.
Nah, dengan contoh diatas, masihkah dianggap aparat ga mikirin rakyatnya?....
Masih??? Ya udah, EGP lah yaw.... ;-D ternyata lebih gampang mengkritik, karena disengaja atau tidak, banyak tindakan kita yang menzalimi hak orang lain yang bahkan seperti direstui oleh penguasa, jadi..mari mulai disiplin, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal2 kecil, mulai dari sekarang...pesan Aa Gym....


Juli 2008
ARA StRoM

Kamis, 07 Agustus 2008

for the first time

hmm...akhirnya nge-blog juga ;-)
baru belajar nich, ntar plizz masukannya ya.
pokoke the show must go on, bgitu pesan om Queen.
salah-salah dikit mah cuek aja, humans beinglah kata mas van halen

btw, thank's to henie & indra yg ngusulin bikin blog
unchu, thank's 4 discussion


let's get the rocked